Sunday, September 28, 2008

Ketika Sisa Hidup Hanya 30 Hari Lagi

Apa yang ingin Anda benar-benar lakukan jika sisa umur Anda tinggal 30 hari lagi, atau kurang lebih satu bulan lagi? Apa yang menjadi prioritas Anda? Siapa saja yang Anda ingin untuk bersama Anda dalam menjalani sisa kehidupan selama 30 hari itu? Hal ini menjadi sebuah inspirasi yang mengubah kehidupan bagi Kerry dan Chris Shook dalam menulis sebuah buku yang mengubah cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang berjudul, One Month to Live: Thirty Days to a No-Regrets Life.

Kerry dan Chris merupakan gembala sidang sebuah megachurch di luar Houston, Texas. Mereka berdua telah melayani selama lebih dari 20 tahun, dan telah memperhatikan kehidupan banyak orang yang menjalani hari-hari terakhir dalam hidupnya. Dari pengalaman mereka, akhirnya mereka menyadari banyak orang mengalami perubahan yang sangat besar ketika menyadari sisa hidupnya tidak lama lagi.

"Mereka benar-benar ingin melakukan berbagai hal yang selama ini mereka ingin tapi tidak lakukan. Mereka lebih mudah mengampuni dan meminta pengampunan kepada orang lain. Mereka lebih berani mengambil resiko. Sepertinya mereka menjadi semakin jelas dalam membuat prioritas kehidupan mereka. Hal itu membuat kami bertanya,Mengapa harus menunggu hingga semua telah terlambat? Mengapa kita tidak bisa hidup seperti itu sepanjang umur kita?"

Hal itulah yang menggelitik hati dan pikiran mereka, yang akhirnya membuat mereka untuk melakukan percobaan dengan menantang orang-orang Kristen dengan pertanyaan, "jika sisa hidup Anda tinggal 30 hari lagi, bagaimana cara Anda menjalaninya supaya tidak akan pernah ada penyesalan?"

Dalam bukunya karangan Shook ini ada empat kunci yang akan membantu:

"Live Passionately", hal ini mengajak pembaca untuk berhenti hidup dengan "Someday Syndrome" (Sindrom yang selalu berkata, saya akan melakukannya suatu hari nanti - Red) dan mulai menjalani kehidupan mereka dengan sebuah tujuan yang telah Tuhan tetapkan dalam hidup mereka. "Dulu kami selalu berkata, jika nanti kami sudah mapan kami akan lakukan ini dan itu," jelas Kerry. "Tapi akhirnya kami menyadari bahwa kami tidak pernah mencapai titik kemapanan. Kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan di hari ini, bukan nanti."

"Love Completely", hal ini meminta setiap orang fokus dalam hubungan dengan sesama. Banyak orang pada akhir hidupnya mengalami penyesalan yang terbesar dalam hal hubungan dengan sesama. Kerry menjelaskan,"Mengasihi dengan sepenuhnya artinya jangan sampai tidak pernah menyatakan kasih Anda. Ekpresikan kasih Anda hari ini. Tulis surat ucapan terima kasih pada seseorang hari ini. Lakukan apa yang perlu Anda lakukan pada orang-orang yang Anda kasihi hari ini juga."

"Learn Hubly", disini dibicarakan tentang karakter kerendahan hati yang merupakan kunci untuk mengalami kesembuhan dari kepahitan. Selain itu, kerendahan hati juga membawa mereka mempelajari menggunakan talenta yang Tuhan percayakan dalam hidupnya untuk dapat digunakan dengan efektif.

"Leave Boldly", Kerry menyemangati pembaca untuk menjalani kehidupan ini sebaik mungkin, sehingga ketika mereka meninggalkan kehidupan ini ada suatu warisan yang berarti bagi penerus mereka. Warisan disini bukanlah sebuah bisnis yang besar, rumah atau materi, karena semua itu dapat hilang dengan cepat. Warisan yang ditekankan disini adalah tentang iman, pengharapan kasih, dan semangat mereka yang akan selalu diingat oleh penerusnya.

Tidak ada seorangpun yang tahu pasti kapan mereka akan pulang kembali kerumah Bapa. Untuk itu, sangat penting untuk membuat prioritas kehidupan ini seolah-olah itu esok hari. Waktu kehidupan kita sangat berharga, dan tidak ada satu detikpun yang akan terulang lagi, jalanilah dengan penuh semangat, pengharapan dan kasih didalam anugrah Tuhan Yesus Kristus.

Sumber : Cbn.com

IMAN & KASIH

Bacaan Firman Tuhan hari ini: 1 Korintus 13:1-13

Kasih adalah motivasi iman. Iman tidak mungkin bekerja tanpa kuasa kasih. Iman menjadi kosong dan tak berarti tanpa kasih Allah yang memotivasi dan mengarahkan kuasa iman. Iman dan kasih saling menggenapi satu sama lainnya. George Mueller memiliki kasih yang sangat besar terhadap anak-anak yatim piatu dan ia mendirikan panti asuhan bagi mereka di Inggris. Suatu hari jumlah anak-anak yang tinggal di panti asuhannya mencapai ratusan orang, Ia tidak pernah meminta uang dari siapapun, hanya kepada Allah ia percaya. Kasihnya kepada anak-anak ini mengharuskan ia berlutut setiap hari kepada Allah meminta agar keperluan mereka dapat dipenuhi. Kasihnya menjadi objek untuk menumbuhkan iman, dan imannya menjangkau hingga kepada Allah untuk memenuhi keperluan anak-anak yang ia kasihi. Dalam bacaan hari ini, Paulus mengajarkan kepada kita bahwa, “Sekalipun kita memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” Ayat ini tidak mengatakan bahwa kita harus memiliki kasih dari pada iman. Melainkan iman harus dikerjakan oleh kasih atau iman kita kosong. Kasih akan membuat iman kita bertumbuh.

Ayat hafalan minggu ini:
“dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”(1 Korintus 13:2b)

Wednesday, September 24, 2008

MENABUR MENGHASILKAN MULTIPLIKASI

Bacaan Firman Tuhan hari ini: II Korintus 9:6-15

Seorang wartawan mewawancari seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian. Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya.

"Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?" tanya sang wartawan.

"Tak tahukah anda?" jawab petani itu. "Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula."

Jika kita menabur banyak, Allah sanggup melimpahkan kasih karunia-Nya kepada kita. Sudahkah kita menabur?

Ayat hafalan minggu ini:
Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga" (2 Korintus 9:6)

Monday, September 22, 2008

MUKJIZAT MULTIPLIKASI TERJADI KARENA ADA YANG BERKORBAN. (4M 22-28 Sept 08)

Bacaan Firman Tuhan hari ini: Yohanes 6:1-15

Selama ini anak-anak kecil dikenal sebagai pribadi yang bersifat egois dan mementingkan diri sendiri. Jangankan dalam hal memiliki barang mainan, tetapi dalam hal makanan pun mereka tidak akan pernah membagikannya kepada orang lain. Namun tidak semua anak bersifat seperti itu. Suatu kali, Yesus sedang duduk di atas bukit dengan murid-murid-Nya dan dikelilingi oleh kira-kira lima ribu laki-laki tidak termasuk wanita dan anak-anak. Namun di antara ribuan orang tersebut, hanya ada seorang anak yang bersedia mengorbankan makan siangnya berupa lima roti dan dua ekor ikan dengan memberikannya kepada Yesus. Yesus mengucapkan syukur atasnya dan menjadikan roti dan ikan ini bermultiplikasi sampai lima ribuan laki-laki ditambah wanita dan anak-anak makan sampai kenyang dengan masih tersisa dua belas bakul. Mengapa mukjizat multiplikasi ini terjadi? Karena ada anak kecil yang mengorbankan makan siangnya dan Allah memberkati. Semua yang diberkati Allah akan bermultiplikasi. Inilah rahasia multiplikasi. Apakah bisnis, pekerjaan, dan usaha kita belum bermultiplikasi? Mungkin karena kita tidak menyerahkannya ketangan Tuhan untuk diberkati. Jadilah seperti anak kecil dalam cerita di atas yang menyerahkan makan siangnya untuk diberkati Tuhan.

Ayat hafalan minggu ini:
Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga" (2 Korintus 9:6)

Sunday, September 21, 2008

IMAN DAN PERBUATAN (4M 15-21 Sept 08)

Bacaan Firman Tuhan hari ini: Yakobus 2:14-26

Seorang guru agama dan seorang pembuat sabun berjalan bersama-sama. Pembuat sabun ini berkata,” Apa manfaatnya agama? Lihat betapa banyaknya kesusahan dan penderitaan di dunia! Masih tetap ada bahkan setelah bertahun-tahun diajarkan tentang kebaikan, kebenaran dan kedamaian. Tetap ada walaupun sudah dipanjatkan doa-doa, diberikan kotbah dan pengajaran. Jika agama baik dan benar, mengapa semua terjadi seperti sekarang?” Guru agama itu tidak berkata apa-apa. Mereka terus berjalan sampai mereka menyaksikan seorang anak sedang bermain-main di selokan. Kemudian guru agama itu berkata,”Lihat anak kecil itu. Engkau berkata bahwa sabun bisa membuat orang bersih, tetapi lihat kotoran pada anak itu. Apa gunanya sabun? Sudah bertahun-tahun sabun ada di dunia, tetapi anak kecil itu tetap kotor. Saya meragukan seberapa efektifnya sabun.” “Tetapi guru,” protes pembuat sabun itu, “sabun tidak bisa bermanfaat kalau tidak dipakai!” “Tepat sekali.” Jawab guru itu. (Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda)

Iman tanpa perbuatan adalah mati. Perbuatan yang ditambahkan kepada iman akan membuat iman menjadi aktif. Kebenaran dan disiplin rohani hanya bermanfaat bagi mereka sepanjang itu diterapkan dalam hidup mereka.

“....Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yakobus 2:26)

Monday, September 15, 2008

Segunung Cucian

Sebuah Kesaksian Indah dari Veronica Wintermote (Elia Stories)

Setelah beberapa tahun menikah, saya dan suami memutuskan untuk menjadi orang tua asuh. Kami mengambil dua anak laki-laki untuk diasuh. Setelah satu tahun dan satu setengah tahun kemudian, kami mengadopsi keduanya menjadi anak angkat kami.

Saat kedua anak laki-laki kami itu berumur dua tahun dan tiga tahun, kami memutuskan untuk mencoba mengasuh dua anak perempuan yang berumur satu tahun dan tiga tahun. Selama dua tahun berikutnya, rumah kecil kami terasa penuh dan saya sangat sibuk dengan urusan rumah tangga.

Setelah kedua anak perempuan itu tinggal bersama kami beberapa waktu, saya ingin mengikuti pelajaran Alkitab di gereja, tetapi selalu saja ada hal yang merintangi saya untuk datang. Karena merasa tidak punya waktu untuk datang, saya membeli kaset renungan dan tuntunan belajar, jadi saya berpikir bisa belajar Alkitab sendiri di rumah.

Siang hari, saat saya sudah membawa anak-anak untuk tidur siang, saya meneruskan kegiatan saya dengan membereskan segunung cucian yang bertumpuk di sofa untuk dilipat dan disetrika. Saat melipat cucian saya mulai mendiskusikan beban hati saya kepada Tuhan.

"Tuhan, Engkau tahu bahwa saya mulai mengikuti pelajaran Alkitab ini dan saya mencoba menemukan waktu yang tepat untuk melayani Engkau dan semua kegiatan yang lain - tapi kelihatannya saya tidak mempunyai cukup waktu. Saya sudah mencoba bangun subuh sekali, tapi selalu saja ada anak yang mendengar mendengar dan bangun serta meminta perhatian saya. Saat tidur tengah malam saya sudah sangat kelelahan. Saya pikir bisa melakukannya saat anak-anak tidur siang, tetapi itu adalah satu-satunya kesempatan saya harus membereskan pekerjaan rumah dan semua cucian. Saya rasa bisa menghadapi semua pekerjaan rumah kecuali membereskan semua cucian! Tuhan, saya percaya Engkau sangat mengetahuinya. Engkau memberi kami empat anak dibawah tiga tahun untuk dirawat, dan Engkau tahu mereka membutuhkan pakaian bersih; dan Engkau juga tahu banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan itu semua. Saya percaya Tuhan mengetahui itu semua."

Pada hari Minggu saya dan suami menunggu anak-anak di Sekolah Minggu, saat Betty, yang sudah kami anggap sebagai nenek sendiri, datang dan duduk di samping kami. Betty adalah seorang janda yang telah berhasil membesarkan kelima anaknya. Dia adalah wanita yang sangat baik yang selalu siap menolong orang lain yang membutuhkan. Dia juga banyak membantu keluarga kami jika ada acara dan selalu memberikan semangat dan doa.

Dia memeluk saya dan berkata, "Nenek punya sebuah saran untukmu."

Dengan rasa ingin tahu saya menjawab, "Apa itu nek?"

Dengan lembut dia meneruskan, "Saya percaya ini dari Tuhan. Biarkan nenek membereskan semua cucianmu."

Saya duduk dengan mulut ternganga sedangkan pikiran saya berputar-putar untuk memikirkan kepada siapa saja saya sudah membicarakan masalah cucian saya. Setahu saya, saya belum pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun, bahkan kepada Rodney suami saya. "Apakah nenek tahu seberapa banyak cucian saya?" saya berbisik sambil air mata mulai tegenang.

"Sayang, nenek sudah membesarkan lima anak. Percayalah, nenek tahu seberapa banyak cucianmu."

Dia meneruskan, "Kamu tahu, apa yang kamu lakukan bersama suamimu untuk membesarkan anak-anak ini adalah perbuatan yang sangat mulia. Tetapi nenek juga tahu bahwa itu adalah pekerjaan yang sangat berat. Nenek sudah tua dan tidak bisa membantu mengawasi anak-anak, tetapi nenek bisa membereskan cucianmu. Kamu hanya minta Rodney mengantarkan ke rumah nenek saat berangkat kerja, kemudian dia mengambilnya kembali saat pulang. Nenek akan mencuci, mengeringkan, menyeterika dan melipat semuanya dengan baik."

Saya merasa malu karena membicarakan masalah pribadi dan saya saya berpikir, "Oh Tuhan saya tidak bisa memberikan pakaian dalam saya dicuci orang lain."

Betty melanjutkan perkataannya. "Minggu lalu nenek memperhatikan kamu saat mengikuti ibadah terlihat sangat letih. Nenek terus memikirkannya sepanjang minggu itu dan Tuhan berkata, 'Tanya Ronni supaya cuciannya bisa dibantu.'" Dia mengakhiri dengan, "Sekarang, jangan menolak berkat ini."

Saya tidak tahu bagaimana menanggapinya. Karena tidak ingin menyakiti perasaan Betty saya menjawab, "Saya akan bicarakan dulu dengan Rodney ya nek."

Walaupun telah mencurahkan semua beban berat dalam hati tetang bagaimana beratnya waktu yang saya jalani dan saya ingin ingin punya waktu bersekutu denganNya, tetapi rupanya saya tidak siap dengan jawaban Tuhan untuk menyelesaikan masalah saya. Tuhan sudah memberi tugas untuk merawat keempat anak yang masih kecil ini dan saya kelihatannya mengabaikan bahwa Tuhan begitu serius menanggapi masalah yang saya hadapi. Jadi saya berpikir, "Kalau saya bisa mengatur waktu dengan lebih baik, saya bisa mengatasi semuanya tanpa bantuan orang lain."

Beberapa minggu kemudian saat saya berada di ruang cuci. Saya tertegun melihat pakaian di sekitar mesin cuci. Cucian tetap saja menggunung tidak berkurang sedikitpun walaupun saya sudah berusaha keras untuk mengatur waktu dengan baik. Kenyataannya, cucian yang saya hadapi jauh lebih banyak daripada sebelumnya. "Baiklah Tuhan," kata saya, "Saya pikir saya bisa meminta orang lain membatu mencuci, kecuali pakaian dalam kami."

Sangat mendengar sebuah suara halus dalam hati saya dengan jelas, "Jika kamu ingin cucianmu dibantu, Aku ingin semuanya dibereskan termasuk pakaian dalammu."

Saya menyerah. Gunung cucian itu sekarang telah menunjukkan gunung harga diri saya. Saya sudah memandang rendah tawaran bantuan Betty yang penuh kasih kepadaku.

Saat saya mengangkat gagang telpon, mata saya penuh dengan air mata. Saya hampir tidak sanggup berkata saat mendengar suara Betty yang lembut di ujung telpon. Dengan berbisik saya berkata, "Apakah nenek masih mau membantu saya mencuci?"

Air mata saya mengalir deras saat mendengarnya menjawab dengan sukacita, "Bawa kemari saja sayang. Bawa kemari."

Pakaian kami tidak pernah lebih bersih, lebih bercahaya dan halus dibandingkan dengan selama dua tahun Betty dengan setia dan penuh kasih membantu membereskan semua cucian kami.

Kemudian saat dua anak perempuan asuhan kami telah menemukan rumah tetap mereka - sebuah keluarga yang mengadopsi mereka - kami tahu bahwa kami akan mampu mengatasi semua cucian ini sendiri.

Walaupun tidak lagi membantu kami mencuci, tetapi Betty tetap menjadi nenek yang baik dan penuh kasih bagi anak-anak kami. Suatu hari Betty tertawa saat saya berkata, "Kalau sudah besar saya ingin jadi seperti nenek."


Friday, September 12, 2008

11 September, Simbol Harapan Baru

Peristiwa 11 September 2001, mungkin banyak orang telah melupakannya. Namun tidak bagi rakyat Amerika, karena peristiwa tersebut telah mengubah kehidupan banyak orang, bahkan telah mengubah wajah Amerika. Bangsa yang besar ini, dikenal sebagai raksasa dunia yang kuat, namun sedang tertidur. Dan pada peristiwa 11 September itu, bangsa ini terhenyak dan seperti terbangun dari mimpi, mereka mengalami peristiwa mengerikan yang tak pernah terbayangkan dapat menimpa bangsa adidaya ini.

Kelompok teroris dunia yang dikenal sebagai Al-qaida melakukan penyerangan kepada Amerika dengan cara yang tak pernah terpikirkan. Mereka membajak 4 pesawat komersial, dan menambrakkannya pada empat target. Seluruh penumpang dari pesawat itu tewas, termasuk teroris yang membajak pesawat. Peristiwa itu meruntuhkan Wall Trade Center dan menewaskan sekitar 6000 orang. Selain itu juga, Pentagon pun tak lepas dari kerusakan akibat salah satu pesawat berhasil menabrakan diri pada symbol kekuatan militer Amerika ini.

Namun dibalik semua tragedi 11/9, kehidupan banyak orang diubahkan. Pada saat itu, banyak orang menyadari betapa berartinya kehidupan. Hari yang mengerikan itu, selain menimbulkan banyak duka, juga membangkitkan harapan.

Pada peringatan 7 tahun peristiwa bersejarah, yang bukan hanya mengubah wajah Amerika namun juga dunia kamis (11/9) lalu, para anggota keluarga korban dan pemerintah Amerika membangun sebuah tempat untuk mengingat mereka yang tewas. Tugu peringatan yang dibangun di Pentagon ini, menjadi pengingat mereka yang telah pergi namun juga sebagai sebuah symbol pengharapan untuk bangsa Amerika bangkit kembali dari keterpurukan.

Dekian juga harusnya kehidupan, pukulan mungkin bisa membuat seseorang jatuh, namun tidak akan membuat Anda tergeletak jika Anda bersedia untuk bangkit kembali. Pada peristiwa 11 September, banyak orang kembali kepada Tuhan. Karena Dia-lah sumber pengharapan, kasih dan iman, untuk dapat bangkit dan melanjutkan kehidupan.Inilah cerita mereka yang melewati masa-masa yang suram itu:

Joan Ford, 39 tahun.
Sebelum peristiwa 11/9 itu, saya hidup untuk diri sendiri. Saya menikah dengan suami saya dengan sebuah kesepakatan kami tidak akan pernah memiliki anak. Namun pada malam setelah peristiwa 11/9 itu, dalam tidur saya terbayang para korban yang tewas dan betapa sangat pendek kehidupan mereka.

Memang hidup itu sulit, tidak perduli seperti apapun kepercayaan kita hal itu tidak akan mudah. Tetapi hidup tidak akan berarti jika Anda tidak pernah membagi hidup Anda dengan orang lain.

Karena pemikiran tersebut, akhirnya saya dan suami membuat sebuah lompatan dan memutuskan untuk memiliki anak. Kini kami telah memiliki dua orang anak, yang membangkitkan pengharapan kami, karena kami menyadari betapa berharganya suatu kehidupan itu.

Sharon Bono, 42 tahun.
Putri saya lahir tepat pada hari itu.
Dia lahir dengan kelainan jantung, dan harapan hidupnya hanya 5%. Tapi pada hari itu, begitu banyak orang yang pulang kembali kerumah Bapa di surga, dan saya percaya, pada hari itu ruangan untuk putriku belum disiapkan.

Pada hari itu saya tidak bisa menjelaskan apa yang saya rasakan dalam hati. Pada satu sisi, saya ikut berduka dengan keluarga para korban. Namun pada sisi lain, saya bersukacita karena saya percaya anak saya pasti selamat. Nama tengah anak saya adalah Grace, karena dia ada karena kasih karunia Tuhan. Hidup saya tidak pernah sama lagi mulai hari itu.

Kehidupan tidak akan pernah sama lagi, saat kita berjumpa dengan Tuhan. Dan Dia bisa Anda jumpai dalam berbagai rupa dan waktu. Mungkin saja itu badai, namun Tuhan juga ada disana. Sekalipun dalam ketenangan, Tuhan pun hadir disana. Temukan Tuhan dalam hidup Anda apapun situasinya, dan pastikan hidup Anda diubahkan. (berbagai sumber/VM [12 Sept 08])

Sunday, September 7, 2008

ADA MUKJIZAT MELALUI MULUT ANDA

Bacaan Firman Tuhan hari ini: Markus 11:23-26

Percayakah anda bahwa setiap perkataan anda sangat berkuasa? Dalam Markus 11:23 Yesus berkata, ”Barangsiapa berkata kepada gunung ini....” Dia berbicara kepada setiap kita termasuk anda! Anda mempunyai otoritas untuk berkata-kata, Yesus telah memberikan anda kuasa untuk memindahkan gunung-gunung. Anda mempunyai iman dari Allah. Apakah ada gunung dalam hidup anda saat ini yang menghalangi pandangan anda terhadap janji-janji Allah? Jika gunung itu adalah sakit penyakit, kegagalan, perselisihan, maka perintahkanlah dengan iman untuk beranjak dan tercampakkan dari hidup anda! Percayalah apa yang anda katakan akan terjadi.

Ayat hafalan minggu ini:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. (Markus 11:23)

Tuesday, September 2, 2008

Renungan: Jalan Dengan Keong

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak,
Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit
Aku mendesak, menghardik, memarahinya,
Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf,
Serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"
Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka.
Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan!
Mengapa ? Langit sunyi-senyap
Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.
Pelankan langkah, tenangkan hati....
Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?
Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!
Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.
"He's here and with me for a reason"
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.
Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu
Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.
Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.
Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia ?
Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu
Saat bertemu
orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.
Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati

God Bless You