Thursday, October 30, 2008

JAWABAN DOA

Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” Yoh 16:24

Masalah dan pergumulan yang dialami umat Tuhan seringkali membuat umatNya tidak lagi berdoa kepada Tuhan. Banyak dari mereka yang putus asa oleh keadaan yang tidak berubah atau bahkan menjadi lebih buruk dari sebelum mereka mengikuti Tuhan. Tidak sedikit juga yang kecewa dengan anggapan bahwa Tuhan tidak pernah memberi pertolongan atau jawaban atas masalah kehidupan mereka.

Mari kita coba pelajari apa yang harus kita lakukan agar kita dapat memperoleh jawaban atas setiap masalah-masalah kita.

Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Yak 4:2b
Doa merupakan komunikasi dua arah kepada Tuhan. Selain kita berdoa kepada Tuhan, Tuhan juga memberi jawaban kepada doa-doa kita. Sebagaimana kita memerlukan komunikasi dengan sesama kita agar kita dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh sesama kita, demikian juga komunikasi dengan Tuhan juga dibutuhkan. Tuhan ingin agar kita mengungkapkan atau menceritakan segala yang kita perlukan kepadaNya. Tuhan ingin keterbukaan hati kita. Tuhan ingin kita menaikkan doa untuk setiap masalah kita, juga untuk setiap yang kita perlukan.

Banyak yang tidak menyadari bahwa ternyata mereka jarang berdoa atau bahkan belum pernah berdoa untuk masalah mereka sendiri. Oleh sebab itu mereka tidak pernah menerima jawaban atas masalah-masalahnya.

Naikkan doa-doa kita kepadaNya, naikkan permohonan kita kepada Tuhan, agar kita dapat memperoleh kelepasan dari setiap pergumulan kita.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Fil 4: 6

“Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.” Yo h 14: 13

Alkitab menulis bahwa apa yang kita minta di dalam nama Yesus, maka Tuhan akan melakukannya. Tentunya kita harus meminta hal yang tidak bertentangan dengan firman Tuhan (Yak 4:3). Nama Yesus mempunyai kuasa yang besar. Ketika kita meminta sesuatu di dalam namaNya, maka kuasa Tuhan tercurah untuk menggenapi doa-doa kita. “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Yak 5:16b

Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya. Setiap doa yang kita naikkan pasti Tuhan jawab. Hanya tinggal masalah waktu saja yang menentukan kapan doa-doa kita dijawab. Kita harus bersabar dalam menunggu jawaban dari Tuhan.

Mari kita belajar untuk menaikkan doa dan permohonan bagi setiap pergumulan kita. Tuhan ingin melihat keterbukaan hati kita. Dia ingin melihat kesetiaan kita mengiring Dia. Jawaban doa pasti Dia berikan bagi kita yang mau membuka hati dan setia berdoa.


# Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)

# Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (Mazmur 23:4)

# Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Matius 11:28)

PUJIAN DAN PENYEMBAHAN

Penyembahan adalah suatu bentuk kasih kita kepada Tuhan yang merupakan suatu hubungan atau komunikasi antara kita dengan Bapa. Kita diciptakan untuk menyembah Dia karena Dia adalah Allah yang layak untuk disembah, agung dan mulia. Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan (Maz. 150:6). Penyembahan itu haruslah keluar dari dalam diri kita dengan apa adanya kita. Kita harus tahu siapa sebenarnya diri kita di dalam Tuhan, sehingga kita bisa menyembah Dia dengan segala yang ada pada kita. Kita adalah anak-Nya, kita harus menjadikan Allah itu BAPA dalam hidup kita dan berkomunikasi dengan-Nya. Jangan pernah menganggap remeh talenta yang ada dalam diri kita, sebaliknya kita harus belajar untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Kita harus mengerti kuasa yang ada dalam penyembahan dan kuasa hadirat Tuhan itu. Kita menyembah Dia karena kebesaran-Nya, kesetiaan-Nya, kebaikan-Nya bagi kita dan karena siapakah Dia?

Penyembahan itu tidak hanya bicara soal menyanyi atau musik yang kita mainkan saja tetapi penyembahan itu lebih merupakan sifat dasar hidup kita dan hati kita. Penyembahan tidak hanya dilakukan di Gereja saja, tetapi harus merupakan suatu gaya hidup dan suatu hubungan yang intim antara kita dengan Tuhan di manapun kita berada. Sebenarnya yang Tuhan mau dari penyembahan ini adalah hati kita yaitu “hati yang menyembah” yang selalu bisa menyembah Dia dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Tuhan bukan mencari orang yang pintar bernyanyi/bermain musik, tetapi Tuhan mencari orang yang memiliki hati yang mau menyembah Dia.

Penyembahan itu berbicara tentang kebesaran Tuhan dan bukan tentang manusia. Keluaran 15:2, Tuhan adalah kekuatanku dan pujianku,… Seringkali kita mencari suatu kepuasan dan keegoisan kita muncul pada saat kita menyembah-Nya. Kita harus benar-benar mengoreksi hati kita “Mengapa saya lakukan apa yang saya lakukan…!!!”.

Tujuan kita menyembah Dia adalah karena keagungan-Nya dan kebesaran-Nya bukan untuk diri kita sendiri (Maz 138:2, 5). Dalam mazmur 136, kita lihat betapa agung, mulia dan betapa baiknya Tuhan kita, sehingga kita bisa mengerti akan kebesaran-Nya. Dan dalam hadirat-Nya itulah kita akan merasakan keintiman, kasih sayang, penyertaan dan karya-Nya sehingga kita terpuaskan dalam hadirat-Nya. Fokuskan penyembahan kita kepada-Nya dan senangkanlah hati-Nya, maka Bapa yang di surga akan datang dan memenuhi segala kebutuhan kita. Ingat fokus kita adalah untuk memberi rasa syukur dan mengungkapkan kasih kita kepada-Nya, bukan untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan, contohnya: keinginan daging, kebutuhan fisik dan keuangan, dll.. (Mat. 6:33 Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya ….). Cari dulu Allah! Penyembahan itu membina keintiman kita dengan Bapa dan tentang ketaatan hati kita kepada-Nya. Penyembahan adalah suatu tindakan yang harus keluar dari diri kita yang sesungguhnya (siapa kita …?). Pujian itu berarti ungkapan syukur kita kepada Tuhan, ungkapan iman. Saat kita tidak ingin memuji Dia itu adalah saatnya kita untuk membawa korban syukur pujian, sehingga kita bisa memuji Dia di setiap saat dan kondisi. Ini membutuhkan suatu keputusan dari dalam hati dan juga ketaatan kita.

Alasan mengapa kita menyembah Tuhan adalah :

1. penyembahan untuk peperangan rohani (II Taw. 20:20). Dalam peperangan rohani kita harus terus beriman kepada Tuhan

2. penyembahan kita bisa untuk menyembuhkan, karena kita percaya di dalam hadirat-Nya ada kelepasan dan ada kesembuhan (1 Sam 16:23)

3. penyembahan itu adalah untuk bertemu dan bersekutu dengan Dia (Maz 27:4-6, inilah yang kupinta biarlah aku bisa berdiam di hadirat-Mu senantiasa, …).

4. penyembahan menjadikan Iman tidak tergantung pada situasi dan kondisi (1 Taw. 16:29)

Jangan lupa untuk terus tinggal dalam proses dan jangan lari dari proses tersebut. Jadilah kreatif dalam segala sesuatu dan yakinlah bahwa kita dapat melakukannya. Terus miliki hati yang menyembah dan hati yang bersih, suci dan murni dengan fokus kita di dalam penyembahan kita. Tuhan bukan mencari orang pintar, tetapi Dia mencari penyembah-penyembah yang benar dan memiliki hati yang menyembah. Any way sekarang tinggal kita praktekkan dan mari sama-sama kita membawa atmosfir yang baik kedalam dunia ini

Dan marilah mengarahkan tujuan ke depan bersama-sama dan fokus dengan apa yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Fokus pada Tuhan. God Bless You

Wednesday, October 29, 2008

20 Berkat

Daftar di bawah ini adalah 20 berkat dari Alkitab untuk Anda dan saya.

1. Mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?

2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Fil 4:19)?

3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?

4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom 12:3)?

5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?

6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?

7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?

8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?

9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?

10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?

11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?

12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rom 8:1) ?

13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?

14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?

15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya,seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Fil 4:11) ?

16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?

17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom 8:31) ?

18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)

19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rom 8:37)?

20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? " Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah ! " (Mazmur 46:11a)

Jesus Christ love n bless you all ........

40 Persen Rohaniawan Kecanduan Pornografi

Pornografi adalah dosa yang mengikat banyak orang dewasa saat ini. Banyak pemimpin rohani yang jatuh karena dosa yang satu ini. Tidak seorangpun yang kebal dengan dosa, termasuk mereka yang dipandang sosok rohaniawan sekalipun. Jika Indonesia berusaha memerangi pornografi dengan RUU APP, sebuah organisasi nirlaba di Amerika melakukan kampanye anti pornografi dengan cara yang kreatif.

Pada 26 Oktober lalu hingga 2 November 2008 nanti, adalah minggu kampanye kesadaran akan pornografi yang dilakukan oleh "Music for the Soul." Mereka merelease DVD dan CD yang berjudul,"Somebody's Daughter: A Journey to Freedom from Pornography." Dengan kehadiran DVD dan CD diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran banyak orang akan bahaya dari pornografi.

"Somebody's Daughter" ini adalah program documenter televise, disana diceritakan tentang detail kehidupan tiga orang pria dan satu pasangan suamin istri yang aktif dalam pelayanan, namun mereka semua bergumul dengan keterikatan pada pornografi. Film ini secara langsung mencoba menyadarkan pribadi demi pribadi, keluarga dan juga gereja bahwa setiap orang rentan dengan dosa pornografi.

Konsep film ini lahir dari lagu yang berjudul sama. Penulis lagu tersebut, John Mandeville dan Steve Siler, pendiri dan direktuut Music for the Soul, mereka menuliskan lagu tersebut setelah John terbuka kepada Steve bahwa dirinya bergumul dengan kecanduan pornografi. Setelah mereka mengunjungi konsultasi untuk lepas dari kecanduan seks, mereka berdua terinspirasi untuk menulis lagu yang menceritakan bahwa wanita itu seharusnya di lihat sebagai ciptaan Tuhan yang kudus. Lagu tersebut merupakan titik balik dari kesembuhan John dari kecanduan pornografi.

"Saya sangat menghargai John karena mengajak saya ke pertemuan tersebut, karena saya sangat tahu bahwa dibutuhkan keberanian yang besar untuknya menemui saya dan menceritakan rahasia tersebut," kata Steve. "Saya kemudian pergi ke pertemuan tersebut dengan John, dan setelah mendengar beberapa cerita, saya mulai berpikir apakah hal ini juga dialami oleh orang lain. Jadi, saya mulai bercakap-cakap dengan teman saya yang berada dalam industri musik Kristen, dan dalam beberapa minggu, saya menemukan dabha ada tujuh penulis lagu Kristen yang juga bergumul dengan hal ini."

Sejak itulah, Musik for the Soul mulai menghasilkan lagu yang berbicara mengenai tema pornografi, dan hasilnya sekarang ada 18 track lagu yang dikompilasi dan juga ada film dokumentarinya. Sepuluh persen dari penghasilan penjualan album ini didedikasikan oleh Music for the Soul untuk pelayanan Kristen yang menangani para pecandu pornografi.

Sungguh tragis memang jika melihat pada hasil survey bahwa 70 persen pemimpin bergumul dengan kecanduan pornografi, dan sebanyak 40 persen rohaniawan juga terikat dengan hal ini. Yang lebih mengerikan sat ini, 100 persen anak setiap hari disuguhi dengan berbagai hal yang didalamnya mengandung pornografi. Mereka bisa mendapatkan akses untuk hal ini dari banyak hal, seperti majalah, iPod, hp, internet, bahkan game.

Gereja memiliki sebuah pekerjaan rumah (PR) yang tidak mudah jika berbicara mengenai Seks. Seringkali gereja merasa tabu ketika berbicara tentang seks yang sehat dan menyenangkan, padahal dalam Alkitan ada sebuah kitab yang ditulis khusus tentang hal ini, cobalah tengok Kidung Agung.

Pornografi tidak berhenti hanya karena undang-undang saja. Dosa yang satu ini bukanlah dosa yang kelihatan seperti dosa membunuh atau mencuri. Dosa pornografi adalah kecanduan yang tersimpan rapi dalam ruangan kecil yang tak terlihat. Membangun kesadaran dan suasana yang penuh penerimaan dan dukungan sehingga orang-orang berani untuk terbuka dan bisa dibantu.

Sumber : Crosswalk/VM

BEKERJA ADALAH BUKTI NYATA DARI TANGAN YANG RAJIN

Bacaan Firman Tuhan hari ini: Amsal 10:1-6.

M1(Menerima):
Dalam buku, “Kunci Ekonomi Surga,” Shawn Bolz menceritakan tentang penglihatan yang dilihatnya dalam Yesus yang sedang memandang ke bumi dari sorga. Yesus sedang memegang sebuah rantai kunci dengan ribuan kunci tergantung padanya. Yesus menggoyang-goyang kunci-kunci itu yang menimbulkan suara guruh besar tentang segala aktivitas Kerajaan Allah. Kuncinya terdiri dari berbagai jenis: untuk rumah, gedung, segala macam kendaraan, batas tanah, industri teknologi dan ilmu pengetahuan, yakni tentang segala sesuatu yang dimiliki dan dibutuhkan. Sumber-sumber ini dapat dilihat dan dikelola untuk kepentingan umat manusia. (Sumber buku: kunci ekonomi surga – kunjungan malaikat menteri keuangan, terbitan Nafiri Gabriel dan Adonai). Tetapi untuk mengoperasikan semua kunci ini dibutuhkan tangan yang rajin untuk bekerja di dalam janji-janji Allah. Sudahkah Anda mengoperasikan semua kunci tersebut dalam hidupmu?

M2(Merenungkan):
1.Apa yang terjadi pada kita bila memperoleh harta dengan kefasikan? (ayat 2). Mengapa? (ayat 3).
2.Apa yang menyebabkan kemiskinan? (ayat 4a). Apa rahasianya untuk menjadi kaya? (ayat 4b).
3.Bacalah ulang amsal 10:1-6 ini, temukan hikmat-hikmat Tuhan dalam bekerja.


Ayat hafalan minggu ini:
“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.”
(Amsal 10:4).
Wednesday, October 22, 2008

MEMBERI DENGAN SUKACITA

Bacaan Firman Tuhan hari ini: II Korintus 9:6-15

Tokoh Paman Gober alias Uncle Scrooge sangat identik dengan uang dan kekikiran. Tokoh ini pertama kali muncul dalam novel Charles Dickens yang berjudul A Christmas Carol sebelum kemudian diadaptasi dalam film dan komik anak-anak Walt Disney (di Indonesia muncul lewat majalah Donald Bebek). Gober terkenal sebagai seseorang yang sangat tekun mengumpulkan uang tapi berusaha membelanjakannya sesedikit mungkin. Dalam versi Walt Disney, ia digambarkan sebagai bebek tua yang hobinya mandi dalam tumpukan uangnya.

Cukup mengejutkan bahwa John Wesley, pengkotbah terkenal Inggris pada abad ke-18, ternyata mengajarkan prinsip yang sama seperti Gober kepada jemaatnya. Dalam kotbah Trilateralnya yang legendaries, ia mendorong setiap orang Kristen untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dan berhemat sebisa-bisanya. Tapi Wesley mengajarkan prinsip ketiga yang paling penting (yang justru dilupakan oleh Gober). Berilah semaksimal mungkin. Wesley berpendapat kedua prinsip pertama harus dijalankan agar prinsip ketiga dapat tercapai. Ia menjadi contoh hidup dari ajarannya sendiri. Sebagai penginjil, pengajar, dan penulis buku, Wesley sangat produktif sehingga penghasilannya luar biasa tinggi (jika dikonversi ke hitungan sekarang, ia berpenghasilan kira-kira 1,4 juta US dolar pertahun) tapi ia hidup sangat sederhana karena 98% penghasilannya ia berikan sebagai perpuluhan kepada Tuhan. (sumber: majalah Get Life edisi ke 14)

Ayat hafalan minggu ini:
“Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kisah Para Rasul 20:35)

HUKUM MEMBERI: BERILAH DAN KAMU AKAN DIBERI

Bacaan Firman Tuhan hari ini: Lukas 6:37-42

M1(Menerima):
Dunia ini mengajarkan bahwa kekuatan untuk memperoleh harta adalah dengan menghemat secara luar biasa atau juga mengambil. Sebaliknya prinsip kerajaan Allah adalah justru kebalikannya. Orang yang diberkati adalah orang yang menyebar dan menabur harta di ladang Tuhan. Itulah prinsip yang diajarkan oleh Yesus kepada semua murid-muridNya untuk dilakukan di dalam hidup mereka setiap hari. Minggu kedua ini kita akan belajar tentang kekuatan kedua dari kekuatan untuk mencapai kesuksesan sejati yaitu prinsip memberi. Anda ingin diberkati? Terapkanlah prinsip kedua ini dalam hidup anda sehari-hari.

Ayat hafalan minggu ini:
“Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kisah Para Rasul 20:35)

Friday, October 17, 2008

Kisah Lucifer Dan Dua Saudaranya Dijadikan Novel

Harry Potter yang begitu populer lahir di Inggris, dampaknya telah menyentuh seluruh dunia dari anak kecil hingga orang dewasa. Sepertinya Inggris memang gudang penulis-penulis handal dan berbobot. Kali ini seorang wanita Inggris bernama Wendy Alec akan meluncurkan Novel berseri ketiganya yang berjudul, "Son of Perdition" pada Bulan Desember nanti.

Wendy yang juga salah satu pendiri dari God TV ini menulis novel seri yang bertajuk "The Chronicle of Brothers" pada lima tahun lalu. Seri pertamanya berjudul "The Fall of Lucifer." Ini adalah cerita tiga malaikat utama di sorga, Michael, Gabriel dan Lucifer yang bersaudara dan mengikuti apa yang terjadi di sorga ketika Tuhan memutuskan untuk menciptakan manusia dan yang akhirnya Lucifer jatuh dalam dosa dan terbuang dari sorga.

Sekilas pada novel pertamanya Wendy seperti mengekspose Lusifer, namun menurut pengakuan Wendy, Tuhan adalah pusat dari cerita tersebut, bukan Lusifer. Dia merasa seperti ada selubung yang terangkat dan mendapatkan ijin Bapa disorga untuk mengungkapkan beberapa kebenaran sorgawi. Wendy mempelajari Alkitab dan mengadaptasinya dalam novel fiksi ini, seperti malaikat Michael, Gabriel dan Lucifer yang dibuat bersaudara.

Wendy memohon perkenanan dari Tuhan dalam menulis tiap bagian dari bukunya. Dia sangat berhati-hati dalam memilih apa yang harus ditulisnya dan dibagian mana dari novel yang harus dihilangkan. Dalam pengerjaannya novel tersebut, Wendy banyak mencari bimbingan Tuhan di hadirat-Nya.

Sekalipun ini adalah novel fiksi, Wendy menulis dalam pengurapan Tuhan di kantornya. Wendy ingin hasil karyanya ini menjadi sebuah penyembahan bagi Tuhan dan bahkan ketika dia menulis terkadang menangis karena pewahyuan yang Tuhan berikan.

Saat ini novel ini sedang dalam pengerjaan adaptasinya dalam bentuk komik dan graphic novel. Hal ini terjadi saat beberapa orang yang belum mengenal Tuhan membaca The Fall of Lucifer. Mereka sangat menyukainya dan ingin mengadaptasinya menjadi komik sekuler yang akan didistribusikan ke Jepang, Inggris dan Amerika.

Buku-buku ini diresponi dengan luar biasa oleh para pembacanya. Seorang wanita yang sedang dalam perjalanan, membeli novelnya di bandara, dan selama enam jam perjalanan, wanita ini tidak bisa berhenti membacanya. Selain itu banyak para pembaca Kristen merasakan kasih dan juga rasa takut akan Tuhan.

Wendy selalu merasa bersemangat untuk melakukan penginjilan dengan cara kreatif, menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan kabar baik. Dengan latar belakang di bidang broadcasting, Wendy telah menekuni TV Kristen selama 10 tahun. Dia sangat percaya bahwa media adalah alat efektif untuk melakukan penjangkauan. Untuk itu dia berharap dapat menjangkau 1 miliar jiwa melalui media - komik, film dan lain-lain. Sebuah visi yang luar biasa bukan.

Sumber : Cbn.com/VM
Tuesday, October 14, 2008

KUASA MENGELOLA

Bacaan Firman Tuhan hari ini: Lukas 16:10-13

Allah tidak memberikan kepada kita kekayaan, tetapi Ia memberikan kekuatan kepada kita untuk memperoleh kekayaan. Kekuatan pertama yang diberikan Allah kepada kita untuk memperoleh kekayaan adalah kekuatan mengelola karena harta kekayaan adalah milik Allah, manusia hanya dipercayakan terhadapnya untuk mengelola bukan pemilik! Semakin baik seseorang mengelola hal-hal yang diberikan Tuhan kepada dirinya, maka semakin besar kemampuan yang didapatkannya untuk memperoleh harta kekayaan. Banyak orang yang tidak mengerti betapa dahsyatnya kuasa pengelolaan itu. Allah memberkati hidup kita, seiring dengan seberapa bertanggungjawabnya kita akan harta yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Untuk itulah kita akan mempelajari kekuatan mengelola sepanjang satu minggu ini agar kita menjadi seorang pengelola yang baik yang dipercayakan oleh Yesus Tuhan.

Ayat hafalan minggu ini:
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10).

Thursday, October 9, 2008

Sun Ho, Istri Gembala Yang Mengkilat Dalam Industri Musik Dunia

Ho Yeow Sun, atau lebih dikenal Sun Ho adalah seorang penyanyi dari Singapura. Mungkin namanya sangat familiar bagi Anda? Ya, dia adalah istri dari gembala sebuah gereja megachurch di Singapura. Sun Ho adalah istri dari Pastor Kong Hee, pendiri City Harvest Church. Sekalipun telah menjadi seorang istri pendeta, hebatnya Sun tidak meninggalkan karirnya di musik sekuler.

Artis yang bertatto, entah tattoo tersebut asli atau tidak, namun tidak dipungkiri bahwa penyanyi yang debutnya di musik mandarin cukup hebat ini adalah seorang pecinta berat Tattoo Art. Hal ini dia perlihatkan dengan begitu sukanya dia memakai baju berimage tattoo.

Sun Ho ternyata tidak setengah-setengah dalam kiprahnya di dunia musik, hal ini ditunjukkan dengan dipilihnya Sun menjadi duta musik pada Olimpiade Beijing 2008 lalu oleh China. Istri pastor Kong Hee yang mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai Music Director di City Harvest pada tahun 2003 ini, telah menelurkan berbagai album yang sering berada di top music chart. Bahkan sejak tahun 2003 hingga 2006, Sun telah mengasilkan lima album pertama dalam bahasa Inggris yang menduduki posisi puncak dalam Billboard Magazine dan London-based Musik Week pada kategori dance club chard. Direncanakan pada tahun 2009 nanti Sun akan mengeluarkan album baru yang berkolaborasi dengan Paul Simon dan juga akan melakukan tour ke Kanada dan Amerika.

Namun jangan membuat penilaian miring dulu dengan getolnya istri pendeta ini berkiprah dalam dunia musik. Wanita yang memperoleh gelar M.A dalam bidang konseling dari City Harvest ini memiliki masa kecil yang sangat berat. Hal ini memotivasi Sun untuk menolong orang lain yang memiliki pergumulan sama dengannya dulu, yaitu bagaimana menangani depresi.

Sun memulai karirnya dalam dunia tarik suara dengan jalur musik pop pada tahun 2002, yang dilakukannya itu untuk melakukan pengumpulan dana bagi beberapa organisasi sosial.

Tim kemanusiaan dimana Sun terlibat telah membantu dalam berbagai bencana alam yang terjadi didunia, salah satunya adalah pada saat Tsunami pada tahun 2005, mereka membantun mendirikan sekolah, klinik kesehatan di Indonesia. Selain itu, mereka juga membangun panti asuhan di China dan Sri Langka.

Pada Mei 2008 lalu, Sun menyumbangkan 500 tenda sebagai perlindungan sementara pada waktu gempa di Sinchuan, China. Bersama sumbangan pribadinya, dia juga mengajak teman-temannya melakukan pengumpulan dana yang menghasilkan SGD 129.000 untuk membeli perlengkapan sekolah bagi anak-anak di Sinchuan.

Selain itu, Sun Ho juga tampil dalam program amal yang diadakan CCTV dalam "Rebuilding The Homeland With One Heart" dalam pencarian dana bagi korban gempa itu. Selain itu singel terbarunya, "Eternal Blossom" dikumandangkan diberbagai radio sebagai lagu pemberi semangat bagi semua korban gempa pada Mei lalu itu.

Selain kiprahnya dalam berbagai aksi kemanusiaan, Sun Ho bersama Pastor Kong Hee juga membuka butik Skin Couture, di The Marina Square (Singapura) yang menjual berbagai baju dan asesoris dari berbagai merek terkenal di Amerika. Dia kemudian membuka butik keduanya pada Oktober 2006 di The Heeren Shops (Singapura), namun butik yang satu ini mengusung berbagai merek dari Jepang.

Uniknya, Ho hingga saat ini menetap di Amerika sekalipun sang suami menetap dan menggembalakan gereja di Singapura. Namun dalam kesibukannya dan letak geografis yang terpisah, hingga kini keduanya tidak menunjukkan adanya keretakan dalam pernikahan mereka. Hal ini harus mendapatkan acungan jempol, karena dengan karirnya sebagai artis, dia sepertinya dapat tetap berperan dengan baik sebagai seorang istri dan ibu gembala.

Untuk ukuran saat ini, hal ini terbilang luar biasa dengan sebuah label seorang istri gembala dan juga artis sekuler. Mari berdoa agar pernikahan keduanya tetap kuat, sehingga kehidupan Pastor Kong Hee dan Sun Ho dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi generasi saat ini.

Sumber : Berbagai Sumber/VM

Wednesday, October 8, 2008

AKU MENYEBUT KAMU SAHABAT

Orang yang berkenan di hati Allah ini memunyai hati untuk oranglain. Anak Isai itu berdiri dengan kuat dan tegak dalam catatan Kitab Suci sebagai satu sahabat yang benar dan setia. Hal ini masuk akal, bukan? Dapatkah seseorang menyebut dirinya sahabat Allah jika ia menolak persahabatan dengan orang lain? Jika sang Pencipta merindukan makhluk pemberontak yang diciptakan menurut gambar-Nya sendiri, dapatkah seseorang yang berjalan dengan Allah menyendiri dari orang lain? Bukan perkara yang luar biasa bahwa orang yang begitu dekat dengan Allahnya adalah juga orang yang sangat dekat dengan orang-orang lain.

Kerinduan untuk Bersahabat
Dengan mengetahui hati saya sendiri, saya yakin bahwa semua orang menginginkan persahabatan yang dalam, baik dengan orang lain maupun dengan sekelompok kecil orang. Sesuatu di dalam manusia merindukan sesama saudara -- satu saudara bagi siapa ia bersedia menyerahkan nyawanya. Saya percaya Allah yang menaruh kerinduan semacam itu dalam lubuk hati kita. Saya tidak tahu dengan kaum perempuan, tetapi saya percaya banyak orang laki-laki memunyai kerinduan itu. Ada satu kerinduan rahasia yang apabila keadaan menghendakinya, walaupun manusia itu bersifat dosa dan mementingkan diri sendiri, orang akan bersedia mengorbankan nyawanya bagi teman baiknya.

Tentu saja ini tidak menyamai persahabatan seorang laki-laki dengan istrinya. Teman terbaik saya di dunia ini ialah Pat, istri saya. Saya tidak akan menukarnya dengan sahabat siapa saja, laki-laki maupun perempuan. Augustinus pernah mempelajari bahwa ketika Allah melihat Adam kesepian, Ia tidak menciptakan sepuluh sahabat bagi Adam, melainkan seorang istri. Tetapi meskipun demikian, walaupun seorang istri adalah sahabat terdekat Anda, ada sesuatu kegelisahan dalam hati seorang laki-laki yang berseru merindukan persahabatan dan kepercayaan dari seorang laki-laki atau sekelompok orang lain.

Seseorang dengan siapa ia dapat melakukan perbuatan-perbuatan luar biasa. Seseorang untuk menolongnya berjuang di dunia ini. Berhasil atau gagal, menang atau kalah, banyak atau sedikit.

Barangkali itulah yang membuat kisah Daud dan Yonatan menggugah hati orang. Mungkin itulah yang membuat bagian firman Allah tersebut begitu menarik. Peradaban manusia tumbuh dan hancur, pasukan-pasukan yang gagah berani timbul dan tenggelam, raja-raja yang berkuasa,
para pemimpin, dan kaisar dilupakan dalam lumpur masa lalu, tetapi persahabatan Daud dan Yonatan -- setelah empat ribu tahun yang lalu -- tetap memenangkan hati dan menaklukkan orang.

Sungguh suatu persahabatan yang istimewa. Bukan bahwa Yonatan adalah satu-satunya sahabat Daud, tetapi karena kedua orang ini saling mengasihi sampai akhir hayatnya.

Teladan Persahabatan
Kita telah mengenang kembali saat bersejarah sewaktu anak termuda dari pemilik peternakan di Betlehem itu merobohkan Goliat dengan sebutir batu dan memimpin orang Israel mengalahkan orang Filistin. Tetapi ada sejumlah cerita kecil terhadap kisah mengalahkan Goliat
itu. Salah satu persahabatan yang paling berharga sepanjang zaman dimulai pada hari itu juga.

"Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya .... Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya, dan ikat pinggangnya." (1 Samuel 18:1-2, 4)

Kedua orang ini, Daud dan Yonatan, dapat menjadi saingan yang berat. Keduanya memunyai hak atas takhta Israel, Yonatan melalui kelahiran dan Daud melalui urapan Samuel. Pada zaman itu, Anda tidak berusaha menjatuhkan lawan politik Anda dengan jalan memasang alat pendengar rahasia di kantor mereka, menyadap pembicaraan teleponnya, atau melancarkan kampanye menentang kebijaksanaannya. Pada zaman itu, Anda hanya berusaha membunuhnya dengan semua cara. Tetapi tidak demikian dengan Daud dan Yonatan. Sedikit pun tidak ada persaingan antara keduanya. Setelah Yonatan menyaksikan Daud membunuh andalan musuhnya, anak Saul ini merasa jiwanya berpadu dengan jiwa Daud. Itu merupakan perpaduan yang terjadi seketika dan tak dapat dipisahkan lagi. Yonatan mengasihi Daud seperti dirinya sendiri.

Kemudian pangeran Israel ini melakukan sesuatu yang sangat di luar dugaan, bahkan tak masuk akal. Di depan mata ayahnya yang raja, di depan para panglima tentara Israel, di depan seluruh rakyat Israel, Yonatan menanggalkan jubah kerajaannya, pedang, panah, dan ikat pinggangnya yang menandainya sebagai pewaris takhta kerajaan, dan meletakkan semuanya di depan kaki gembala yang muda usia itu.

Apakah Anda melihat pengertian yang tercantum dalam tindakan itu? Barangkali Anda berpikir, "Hmm ..., isyarat baik. Ia memberikan seperangkat baju baru kepada teman baiknya." Apa begitu?

Cobalah menggambarkan diri sendiri dalam situasi berikut ini. Bayangkan Anda sedang mengunjungi kota London dan mendapat kesempatan untuk melihat-lihat Istana Buckingham. Ketika Anda mengikuti pramuwisata Anda melalui ruangan-ruangan yang disepuh emas, Anda dengan senang terheran-heran melihat seluruh keluarga raja dalam pakaian kebesaran berdiri di sebuah ruangan besar. "Hei!" kata Anda. "Saya tidak tahu ini terjadi dengan perjalanan keliling
saya." Pramuwisata Anda berhenti, membiarkan setiap orang menerima hal itu dengan gembira. Sewaktu Anda merogoh kamera dari tas Anda, Anda melihat Pangeran Charles maju ke depan dan membisikkan sesuatu kepada salah seorang pengawalnya. Tiba-tiba pengawal itu memanggil Anda untuk datang dan berlutut di depan keluarga kerajaan. Hampir pingsan Anda meninggalkan teman-teman Anda yang keheranan, dan dengan terhuyung-huyung, Anda berjalan ke depan. Ketika Anda berlutut, Pangeran Wales itu secara dramatis melangkah ke depan, meneliti Anda sebentar, kemudian membuka jubah kerajaannya dan mengenakannya ke pundak Anda. Sebelum Anda dapat memerbaiki napas Anda, ia memasangkan cincin kerajaannya ke jari Anda, meletakkan tongkat emasnya di tangan kanan Anda, dan mengenakan mahkotanya ke kepala Anda.

Dapatkah Anda menggambarkannya? Kemudian barangkali Anda dapat mulai mengerti betapa seluruh rakyat Israel sangat terkejut atas tindakan simbolis dari Yonatan.

"Daud, sahabatku," Yonatan berkata, "inilah janjiku kepadamu. Bahkan takhta kerajaan pun tidak dapat menghalangi kita!"

Sebaliknya daripada saling bersaing, kelihatannya mereka saling meninggikan. Inilah arti persahabatan. Bila seorang laki-laki mengasihi laki-laki lain atau seorang perempuan mengasihi perempuan lain sedemikian rupa sampai mereka saling meninggikan yang lain, bukan dirinya sendiri, inilah tanda suatu persahabatan sejati.

Kesetiaan Persahabatan
Persahabatan antara Daud dan Yonatan tumbuh dalam cahaya perayaan kemenangan. Persahabatan itu menjadi kuat di bawah awan mendung iri hati seorang raja dan intrik politik sewaktu senyum kesenangan Saul berubah menjadi senyum kecurigaan. Hal itu tidak lama.

"Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria, dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya." Sejak hari itu, Saul selalu mendengki Daud" (1 Samuel 18:6-9).

Perintah pun dikeluarkan. Daud, pahlawan yang cepat jadi itu menjadi sasaran. Tidak perlu fotonya dipancangkan di kantor pos-kantor pos sebagai orang yang dicari-cari. Semua orang sudah mengetahui, Saul ingin menghabisi Daud selamanya, dan setiap orang di Israel yang ingin mendapat kedudukan tinggi tanpa menempuh ujian lagi, tahu apa yang harus dikerjakannya. Daud juga mungkin sudah menyulam sebuah sasaran di belakang jubahnya.

Tetapi kemudian masuklah Yonatan. Mengetahui betul bahwa ayahnya yang iri hati itu sungguh-sungguh ingin membunuh Daud, anak aki-laki raja ini mengumpulkan segenap keberaniannya dan mencoba membela sahabat barunya.

"Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya: "Janganlah raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu; bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu." (1 Samuel 19:4)

Karena ayahnya adalah orang yang hatinya keras, pangeran ini membicarakan kembali jasa Daud terhadap bangsa. "Ayah, ingatkah bagaimana perasaan ayah pada hari itu ketika Daud mengatupkan mulut besar Goliat? Ingatkah Ayah bagaimana kita kemudian mencerai-beraikan orang Filistin seperti pemburu mengejar burung puyuh? Oh, Ayah, ingatkah bahwa sesudah itu kita berpesta pora dan bergembira ria? Dan sekarang Ayah berusaha menumpahkan darah hambamu Daud? Orang yang menyanyi seperti malaikat dan memetik kecapi untuk menyembuhkan sakit saraf Ayah? Pikirkanlah hal itu, Ayah! Itu tidak akan berarti. Itu tidak masuk akal."

Maka Saul ingat dan menyesal. Tetapi sebentar saja. Raja yang iri itu mudah melupakan jasa-jasa Daud. Sesudah menyesal sebentar, Saul mulai lagi. Kali ini ketika Yonatan membela Daud lagi, nyaris ia sendiri kehilangan nyawanya.

"Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan, katanya kepadanya: 'Anak sundal yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah memilih pihak anak Isai, dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu? Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi,engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati.'" (1 Samuel 20:30-31)

Tatkala Yonatan mencoba berbicara lagi, Saul melemparkan tombaknya kepadanya untuk membunuhnya jikalau Yonatan tidak cepat-cepat menghindar. Sepanjang menyangkut keselamatan Daud, Yonatan tidak memikirkan keselamatannya sendiri. Ia sepenuhnya bersedia membela anak Isai itu di depan siapa pun -- bahkan sampai mati pun.

Kedua orang ini secara total saling berjanji bahwa barang siapa yang tetap hidup dari keduanya dan berhasil menjadi raja, harus memelihara keturunan yang lain. Bagaimanapun, Yonatan tidak ragu-ragu lagi siapa yang akan naik takhta. Sekali waktu di kala Daud bersembunyi di hutan, anak laki-laki Saul ini mencari sahabatnya untuk memberi semangat kepadanya dan "menguatkan tangannya di dalam Tuhan"..

"Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu." (1 Samuel 23:17)

Yonatan berkata, "Daud, semuanya akan beres. Kau dan aku. Kau yang akan menjadi raja dan aku akan berdiri sebagai tangan kananmu, tidak peduli bagaimana jadinya Israel. Tidakkah kau dapat melihatnya?"

Yonatan memiliki impian. Dalam rohnya, ia dapat melihat permulaan kemuliaan Daud -- sebuah dinasti yang besar dan kekal. Dan Yonatan tidak mau membiarkan keakuannya atau cita-cita pribadinya menghalangi mimpi itu menjadi kenyataan. Daud harus naik takhta. Yonatan dengan senang hati akan menyerahkan haknya dan bersedia berdiri di sisi raja pilihan Allah itu. Bersedia menjadi yang nomor dua. Bersedia membiarkan Allah meninggikan siapa yang dikehendaki-Nya.

Betapa indahnya hal ini jika lebih banyak orang seperti Yonatan dalam Tubuh Kristus. Persahabatan yang tidak terancam oleh egoistis. Persahabatan yang tidak takut untuk berjanji. Persahabatan yang tidak digoyahkan oleh tekanan, kesulitan, atau perubahan keadaan secara mendadak. Persahabatan yang berbicara dari muka ke muka atau pun dari sepuluh ribu mil jauhnya.

Bila kita berbicara tentang persahabatan atau "persekutuan", kita berbicara mengenai sesuatu yang berbeda dari ikatan persahabatan yang dinikmati Daud dan Yonatan. Kita menarik garis batas yang tak kelihatan di dalam persahabatan kita dengan berkata, "Sampai sejauh ini saja. Saya akan menjadi sahabatmu sejauh itu tidak memerlukan terlalu banyak pengorbananku. Saya akan menjadi sahabatmu, sejauh itu tidak melibatkan janji yang terlalu berat. Saya akan menjadi sahabatmu, sampai jarak, promosi, atau kesibukan memisahkan kita. Saya akan menjadi sahabatmu sejauh hal itu enak, sejauh hal itu tidak memalukan atau mengganggu gaya saya, sejauh hal itu menyenangkan saya. Di luar itu, lupakan saja persahabatan ini."

Kita hidup dalam zaman yang berkata, "Anda hanya hidup satu kali saja, Sahabat, maka rebutlah apa yang dapat Anda rebut. Carilah teman, kawinlah dengan seorang istri, bangunlah sebuah rumah tangga sampai hal itu kelihatannya mulai mengganggu kemajuan Anda, singkirkan dan hapuskan mereka. Terutama, waspadalah dengan yang lama berkuasa. Maka manfaatkanlah siapa saja yang dapat diperalat untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Kemudian bila sudah dicapai tujuan Anda, bilang saja selamat jalan kepada mereka."

Itulah macamnya dunia di mana kita hidup, sebuah dunia yang congkak dan sombong di luarnya, tetapi remuk dengan kesepian dan kehausan di dalamnya. Allah menciptakan di dalam kita kebutuhan akan tanggung jawab dan jaminan dalam hubungan-hubungan kita; dalam hubungan kita dengan Allah, dalam hubungan dengan keluarga, dan dalam hubungan dengan sahabat. Pada titik di mana kita tetap benar terhadap tanggung jawab dan janji kita, pada titik di mana kita bersedia mengorbankan kepentingan kita yang terbesar untuk keuntungan hidup orang lain, pada titik itu kita mendapatkan bahwa kerinduan yang terdalam digenapi.

Yonatan dan Daud saling berjanji untuk memelihara keturunan masing-masing seandainya sesuatu terjadi terhadap salah satu dari mereka. Yonatan dapat berkata, "Daud, jika kau yang mati lebih dahulu, jangan kuatir tentang keluargamu. Aku akan memelihara keluargamu seperti keluargaku sendiri. Percayalah." Dan Daud pun dapat berkata serupa.

Bagaimana dengan Anda? Bagaimana jika "sahabat terbaik" Anda meninggal hari ini? Apa yang akan Anda lakukan? Mengirim kepada istrinya sebuah kartu tanda ikut berdukacita seharga Rp. 750? Mengirim karangan bunga yang akan layu dalam tempo tiga hari? Singgah di rumahnya selama lima menit setiap enam bulan untuk memberikan perhatian? Apakah artinya persahabatan itu bagi Anda?
Saya kuatir banyak di antara kita yang berkobar-kobar bila tiba saatnya mengasihi dengan "kata-kata" saja, tetapi cepat bersembunyi di balik pintu bila tiba saatnya mengasihi dengan "perbuatan dan dalam kebenaran".

Betapa mulusnya kata-kata meluncur keluar dari mulut kita, "Saya mengasihimu, Saudara. Saya mengasihimu, Saudari."; "Saya akan berdoa bagimu."; "Saya senang dengan persekutuan dengan Anda." Sungguh? Periksalah perkataan Anda mengenai "kasih dan janji" dengan sangat hati-hati. Allah demikian. Suatu hari kita akan berdiri di depan takhta Tuhan kita Yesus Kristus untuk "memertanggungjawabkan setiap kata yang sia-sia" yang telah kita ucapkan (Matius 12:36).

Anda Adalah Sahabat Macam Apa?
Kerja Sama Persahabatan
Selama rangkaian pelayanan penginjilan ke seluruh dunia, saya mendapat hak istimewa untuk bekerja dengan sekelompok orang. Kami adalah orang-orang berdosa yang diselamatkan oleh anugerah Allah, tetapi kami masih hidup bagi satu sama lain dan berdoa bagi satu sama lain juga.

Sebagian dari anggota tim penginjilan kami tinggal sepuluh ribu mil jauhnya di Argentina. Sebagian lagi di Meksiko, sebagian di Guatemala, sebagian di Ekuador, dan yang lain di Chili. Tetapi bila kami bertemu, kami saling merangkul dan senang bekerja sama seolah-olah hanya dipisahkan beberapa minggu saja.

Sungguh indah bila sekelompok orang dapat bekerja sama seperti itu. Saya memunyai sahabat-sahabat yang tidak pernah saya jumpai selama berbulan-bulan, tetapi pada saat bertemu kembali, seolah-olah kami baru berpisah hari Selasa yang lalu. Ada suatu rasa dekat yang cepat. Daud dan Yonatan memunyai persahabatan semacam itu. Dan Anda tahu, jika kita lebih menyerupai Yesus Kristus, dikuasai oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam kita, kita akan lebih seperti itu kepada lebih banyak orang. Tidak terbatas pada satu atau dua orang, melainkan dapat merangkul lebih banyak orang.

Meskipun Anda tidak dapat dekat dengan setiap orang karena waktu tidak mengizinkan, tetapi Anda dapat memunyai sikap yang hangat, mengasihi, dan baik budi. Saya ingin sekali menjadi orang seperti itu. Tuhan Yesus dapat menjadikan kita orang semacam itu karena Ia tinggal dalam kita (sebagai orang-orang percaya) dan Ia adalah sahabat yang sempurna.

Amsal 18:24 menyatakan, "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara." Sepanjang zaman, pengikut-pengikut sejati Yesus mengalami bahwa Yesus adalah Sahabat yang lebih karib daripada saudara. Apakah Anda sudah mengenal-Nya sebagai Sahabat Anda?

Beberapa tahun yang lalu, majalah Decision menulis sebuah cerita mengenai dua orang misionaris laki-laki di Afrika sewaktu ada pemberontakan Simba. Pada waktu itu, warga negara Amerika yang ada di sana dijadikan sasaran kematian. Salah satu dari kedua misionaris itu adalah seorang Inggris, yang jika mau, dengan mudah ia dapat meloloskan diri dari serangan orang banyak dengan menunjukkan paspor Inggrisnya. Tetapi sebaliknya, ia memilih untuk melindungi misionaris Amerika yang menjadi sahabatnya dan sedang diancam maut itu. Orang Inggris itu menyembunyikan paspornya dan berhasil berlaku sebagai orang Amerika. Ketika orang-orang Simba datang untuk memukul orang Amerika yang asli itu sampai mati, orang Inggris tadi melemparkan dirinya ke atas temannya dan mati terbunuh.

Persahabatan, ini lebih daripada sekadar perasaan saja. Ini lebih daripada sekadar tukar-menukar kartu Natal belaka. Yesus berkata, "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15: 13). Apakah Anda merupakan orang semacam itu? Ini hanya dapat terjadi oleh karena Kristus.


Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Hati yang Berkenan kepada Allah
Penulis: Luis Palau
Penerbit: YAKIN, Surabaya 1981
Halaman: 105 -- 116

Sunday, October 5, 2008

PERJANJIAN YANG BARU

Bacaan Firman Tuhan hari ini: Yohanes 15:1-8

Perjanjian adalah sebuah kesepakatan yang dibuat oleh dua pihak atas sesuatu hal. Perjanjian akan berlaku jika kedua belah pihak memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang telah bersama-sama mereka buat. Dalam perjanjian Allah, Allah berinisiatif untuk membuat perjanjian, sedangkan manusia hanya menerimanya saja. Karena kegagalan manusia Allah membuat perjanjian yang baru yaitu Allah berjanji bukan saja dengan manusia tapi juga dengan Kristus. Kristus mewakili kita untuk membuat perjanjian dengan Allah. Karena Kristus adalah manusia sempurna, Ia tidak mungkin gagal. Di dalam Kristus kita dapat mentaati semua perintah Allah, sebab Kristus telah melakukan segala perintah tersebut untuk setiap kita. Kristus telah membayar lunas semua hutang kita. Bagian kita hanyalah berjalan di dalam perjanjian yang baru yaitu perjanjian berkat. Semua orang percaya yang ada di dalam Kristus dapat mengalami semua berkat yang telah Allah janjikan melalui perjanjian-Nya.

Pokok doa hari ini:
Doakanlah keluarga-keluarga Kristen yang sudah kehilangan harapan mereka di dalam Tuhan.

Ayat hafalan minggu ini:
“Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.”(Galatia 3:29)